WELCOME TO MY BLOG

Thursday 1 December 2016

December and You

hello December
hello You,

how's life?
I hope that you've been good. I don't know why I want to write about you. These days, I've been dreaming of you in every night when I closed  my eyes. You always come in my dream and  I can see you like in the real life. It made me happy, but sometimes I felt so sad. I can only see you in dreams. Perhaps because you're somewhere far away from me now. I was afraid telling you about it. But in this December, I just wanna tell you that I'm happy cause of you. We're in communicating as well as we've ever done.

I'm sorry that I had ever hurt you that December. In hopes, you'll be happy in this December. :)




December 1st, 2016
I go back to December all the time

Saturday 2 July 2016

Friday 19 February 2016

Sepenggal Cerpen, Cerita Pengalaman :)

''Lin, aku pulang dulu ya'', ucap Zie pamit dari rumah Meilin.
"Iya, hati-hati dijalan", jawab Meilin, sembari mengembangkan senyuman untuknya.


 Meilin masih terpaku menatap kepergian pria yang selama ini sangat ia cintai. Hati Meilin mulai berkecamuk jika mengingat perasaannya terhadap Zie, selama ini ia hanya mampu memendam cintanya tanpa keberanian untuk mengungkapkan, dan entah sampai kapan ia akan bungkam. Meilin takut jika persahabatan yang sudah mereka jalin sejak kecil tiba-tiba akan pudar hanya karena perasaannya, belum tentu juga Zie mencintainya. Begitulah yang selalu terbesit dalam pikirannya. Meilin lebih memilih diam. Biar saja hanya Tuhan yang tahu perasaannya.

Kamu

Hai, apa kabar Mas?


Kuharap kamu baik-baik saja. Rasanya canggung sekali setelah sekian lama kita tak pernah bertukar kabar. Aku sendiri juga takut untuk menyapamu duluan. Maafkan aku, maaf atas segala sikapku. Aku telah mengecewakanmu. Bahkan juga menyakiti hatimu, setelah apa yang kamu perjuangkan untukku. Perempuan yang kamu cintai, tapi dia tidak tahu diri.


Aku memang tidak sebaik yang kamu bayangkan, namun juga tidak seburuk yang kamu pikirkan. Tapi inilah aku dengan segala kekuranganku dalam mencintaimu. Aku tahu mungkin ini tidak adil bagi perasaanmu. Perasaan yang begitu tulus, tapi aku malah memilih putus. Padahal, diluar sana aku percaya banyak perempuan yang ingin seperti diriku, mempunyai lelaki sebaik dirimu. Tapi nyatanya aku tak mampu mempertahankan apa yang sudah aku miliki. 


Sekali lagi maafkan aku mas, atas keputusan yang kuambil ini. Keputusan yang kuanggap tepat tapi terasa begitu berat, karena memilih pergi darimu dan tiba-tiba harus terbiasa sendiri tanpamu. Tak ada lagi sapaan mesra darimu untuk membangunkanku dipagi hari, lalu sms-mu yang sekadar mengingatkanku untuk tidak lupa makan siang, dan masih berlanjut hingga malam untuk menceritakan segala aktivitasmu yang sedang sibuk belajar di Cianjur, dan aku yang sedang dikejar deadline untuk mengerjakan tugas kuliah, hingga berakhir dengan ucapan selamat tidur. Begitu seterusnya seperti tak ada bosannya, selalu ada hal seru yang menarik untuk dibahas. Sesederhana itu, tapi kita sangat menikmati hingga dimensi ruang dan waktu tidak lagi kita rasakan. Meski kita sedang memendam kerinduan yang teramat dalam untuk segera dituntaskan dengan pertemuan. Namun sekarang, segalanya telah berubah hanya karena satu keputusan. Rasanya aku benar-benar harus sendiri meski masih banyak cerita yang ingin kubagikan padamu, tapi ternyata waktu lebih dulu memberikan kita jarak sejauh ini, sejauh dirimu yang akan pergi di negeri orang. Semoga kamu selalu dalam lindunganNya kapan dan dimanapun kamu berada sekarang dan nanti. Doaku akan selalu mengiringi langkahmu dalam mewujudkan harapan di masa depan. 


Aku tahu segalanya memang tidak mudah. Tapi yakinilah, perlahan namun pasti kita akan mampu berjalan sendiri-sendiri. Meski aku sendiri juga tidak tahu sekuat apa nanti aku dalam melewati hari-hariku. Entah dalam hal ini, aku sudah dewasa apa belum. Tapi aku percaya, keputusan yang aku pilih semata-mata karena ingin membahagiakan orang tua tak akan berujung buruk bagi masa depan kita. Iya, meski aku tahu, aku bisa meyakinkan mereka kalau aku mampu menyeimbangkan hubungan kita dengan kuliahku. Tapi, tidak ada salahnya juga jika aku menuruti nasehat mereka. Karena setiap orang tua pasti menginginkan yang terbaik untuk anaknya. 


Percayalah, Mas. Jika segala sesuatu yang ditakdirkan untuk kita maka tidak akan pernah menjadi milik orang lain. Termasuk jika kelak kita akan dipersatukan kembali, maka tidak akan ada sesuatu yang akan menjadi penghalang, lagi. Hanya saja, saat ini Allah lebih menginginkan kita untuk berbenah diri terlebih dulu. Begitupun denganku yang masih harus berdamai dengan masa laluku, sebelum kamu. Dia yang kadang masih hadir dimimpiku, tapi tidak pernah memperjuangkanku, seperti yang kamu lakukan. Terimakasih Mas, karenamu aku menemukan kebahagiaanku kembali meski kini aku harus melepaskannya, juga segala yang telah kamu berikan hanya untukku. Maaf kan aku yang tidak mampu menjaganya utuh hanya untukmu. Tetaplah jadi lelaki terbaik yang pernah kukenal.


Apapun yang terjadi nanti dimasa depan, semoga itulah jalan terbaik dari Tuhan untuk kita. Aamiin.

Juwana, 23 Oktober 2015
Dari perempuan yang kamu panggil “Wa”
Perempuan yang dengan sangat
pernah kamu perjuangkan,
tapi malah mengecewakan.


Monday 23 December 2013

Sanah Hilwah Akhi, Barakallah Fi Umrik

 Ahad, 22 Desember 2013

Akhi, kini umurmu sudah bertambah satu, apa yang kau doakan pada Allah?

Kalau aku, aku ingin Allah terus menjagamu dalam pelukan-Nya, semoga kamu makin bersinar dengan caramu yang sederhana, tapi memesona. Semoga Allah memberkati semua rencana pembahagiaanmu, semoga kamu tetap dicintai oleh sesamamu, dan semoga engkau berbahagia dengan cintamu yang sekarang.

Sekali lagi, selamat ulang tahun untukmu, tetaplah jadi yang terbaik. Berbahagialah diumurmu yang baru, semoga kebahagiaan dan sepaket cita-citamu selalu terwujud dengan kuatnya usahamu.
Aamiin.